Sabtu, 04 Oktober 2014

sejak hari itu,
kami berdua selalu pulang sambil bergandengan tangan
sama sekali tidak terucap kata suka,
ataupun kata-kata jadilah pacarku
atau kita pacaran yuk !
meskipun begitu kami saling memahami perasaan satu sama lain..

namun dia harus pergi..
lelaki berusia 17 tahun yang terlah terbaring pucat...
aku merasa berat...
mungkin aku sudah kehilangan itu....
aku tidak akan menyukai orang lain dengan sungguh-sungguh.
aku tidak ingin menjadikan ia luka terdalam...

dan akhirya aku menjadi masokist dalam sekejap
tidak makan berhari-hari.
dan menindik telingaku
awalnya sakit namun sekarang
sudah tidak sakit lagi..

lukanya sudah sembuh
sudah tidak berdarah lagi
tapi jadi berlubang

ini bukan soal telinga ...
karena luka, tidak akan bisa sembuh...
lubang yang timbul akibat kepergiannya
itu semakin membesar
sampai sekarang aku pun selalu sendirian

kali ini pun...
aku ingin bahagia bersamamu...
dia tak akan membiarkanku sendirian...
karena dia adalah jiwa yang akan menjagaku....

aku sudah lelah dengan semua ini....
hatiku sudah semakin sakit....
hatiku sudah robek...
tak tampak memang tapi menyakitkan..

sudah berkali- kali kucoba...
mengusap air mata ini...
tapi selalu gagal dan tetap mengalair deras...
hingga aku tak sanggup lagi untuk teriak....

sekeras apapun aku mencoba....
aku tetap teringat wajah munafikmu...
yang mengatakan "aku cinta kamu"
tapi hanya kalimat bohong belaka...

kini hatiku bagaikan batu....
tak bisa mencintai lelaki dengan sungguh-sungguh..
karena hati yang sudah kau sakiti ...
tak akan pernah terobati...

beribu kata maaf kau berikan...
tak mampu menambal hatiku yang telah berlubang,...
kini aku hanya ingin mencari........
mencari tempat untuk teriak...
meneriaki sakit hatiku....

agar aku tetap tegar......
walaupun kau tak ada lagi...
untuk menemaniku.
penaku menari di atas kertas diariku
menuliskan bahwa aku benci padamu...
tapi diary hanyalah kertas..
kertas putih yang hanya diam tak mau bicara...

meretas kesunyian dalam kamar gelapku....
airmataku menglir bagai air terjun yang deras...
aku merasa sunyi dalam keramaian...
aku merasa sedih dalam kegembiraan.....

ku letakkan sedih ku dalam selembar kertas...
dengan pena warna hitam duka....
karena kehilangan orang yang ku cintai karena pihak ketiga...
ingin ku buang semua mahkota kuasa hatiku...

ingin ku terjun dari tetinggian....
tapi apalah daya....
matipun tak ada gunanya...
hidup pun masih tertunduk sedih...